UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 WANASARI PADA MATERI PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN WISATA EDUKASI KE PULAU BALI
Ummamah. ~Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu, dalam psikologi, pengertian motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Hakekatnya belajar juga memerlukan sebuah motivasi untuk mendorong individu melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar pada peserta didik adalah sebagai suatu keadaan dalam diri peserta didik yang mendorong dan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang akan dicapainya dalam mengikuti pendidikan di sekolah. Idealnya tujuan peserta didik mengikuti pembelajaran yaitu untuk menguasai bidang ilmu yang akan dipelajarinya, sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, peserta didik mempunyai dorongan untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan nilai yang baik pula.
Menurut Slameto (1991: 57-58), seorang individu membutuhkan suatu dorongan
atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang memengaruhi belajar antara lain:
- faktor Individual, seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi,
- faktor sosial, seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa, yaitu:
- memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat menumbuhkan
minat siswa untuk belajar. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu guru perlu menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai sebelum proses pembelajaran dimulai,
- membangkitkan minat siswa. Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala
mereka memiliki minat untuk belajar,
- menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar,
- berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa,
- berikan penilaian,
- berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa,
- ciptakan persaingan dan kerjasama.
Uno, (2014 : 23), menyatakan bahwa penyebab indikator motivasi belajar siswa yang rendah, yaitu:
- tidak memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil,
- tidak memiliki dorongan dan kebutuhan saat belajar,
- tidak memiliki harapan dan cita-cita untuk masa depan,
- tidak memiliki penghargaan dalam belajar,
- tidak memiliki kegiatan yang menarik pada saat belajar,
- tidak memiliki lingkungan belajar yang kondusif sehingga belum memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajar yang rendah pada pembelajaran sejarah di SMA N 1 Wanasari disebabkan:
- Sebagian besar peserta didik tidak memiliki cita- cita, di tambah adanya idealisme salah yang menganggap tujuan akhir pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan,
- peserta didik menganggap pelajaran sejarah tidak penting seperti pelajaran lainnya,
- memaknai kemajuan teknologi secara keliru. Peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu bermain media sosial daripada melakukan hal
lainnya seperti belajar dan olah raga,
- metode yang digunkan guru monoton dan kurang bevariasi, sehingga membuat peserta didik mudah merasa bosan
- tidak memiliki kegiatan yang menarik pada saat belajar.
Rahman (2021 : 175), mengatakan bahwa belajar dengan motivasi yang terarah bisa menghindarkan diri dari rasa malas serta mengakibatkan kegairahan anak atau siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan bisa menaikkan daya kemampuan belajar anak, sehingga dengan demikian yang akan terjadi belajar anak atau siswadapat tercapai.
Salah satu pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI pada materi Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia yaitu melalui Pembelajaran Wisata Edukasi Ke Pulau Bali.
Wisata edukasi adalah kegiatan wisata yang dalam kegiatan tersebut terdapat pengetahuan dan pembelajaran yang akan didapat oleh wisatawan yang berkunjung, seperti belajar budaya, mengenal kehidupan masyarakat lokal, wisata yang berhubungan fisik, dan konservasi hewan dan lingkungan. Wisata edukasi dianggap mampu meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir, kemampuan bersosialisasi dan pengembangan diri bagi wisatawan anak. Pengalaman yang didapat setelah melakukan wisata edukasi ke Pulau Bali akan menjadi hal baru bagi peserta didik khususnya untuk lebih mengenal perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Bentuk pembelajaran wisata budaya berbeda dari pembelajaran umumnya yang berkutat di dalam ruangan atau kelas. Hal ini di lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar sejarah pada peserta didik yang menganggap pelajaran sejarah sangatlah membosankan. Beda halnya ketika peserta didik melihat secara langsung bagamana perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di pulau Bali, tidak hanya mendengar dari penjelasan guru saat belajar di dalam kelas, buku-buku yang di baca ataupun dari media sosial.
Untuk menambah wawasan para siswa tentang pengetahuan akan Agama dan kebudayaan Hindu di pulau Bali maka peserta didik mengunjungi obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) dimana peserta didik akan tahu jika Patung Garuda Wisnu Kencana adalah simbol Dewa Wisnu yang menunggangi Garuda. Patung tersebut dirancang untuk menjadi salah satu patung monumental terbesar dan tertinggi di dunia. Mengutip dari laman resmi GWK, tidak hanya menampilkan tujuan wisata yang menarik, GWK juga menghadirkan banyak musik dan tarian tradisional Indonesia, terutama Bali. Peserta didik bisa melihat pertunjukan harian Tari Kecak di Amphitheater Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Teristimewa lagi adalah akan ada kolaborasi antara Kecak dan tarian tradisional lainnya.
Obyek wisata budaya kedua yang dikunjungi oleh peserta didik SMA N 1 Wanasari adalah Tanah Lot. Siapa yang tak kenal dengan Tanah Lot? Keberadaan pura yang terletak di atas batu karang besar menjadi ikon yang dimiliki dari Tanah Lot. Salah satu lokasi wisata paling terkenal di Bali ini sudah seperti magnet yang terus menarik wisatawan untuk mengunjungi Bali. Tak hanya sekadar menyuguhkan daya tarik wisata alam di Tanah Lot, membicarakan tempat suci umat Hindu ini juga tidak akan terlepas dari nilai-nilai budaya dan spiritual. Dari sini peserta didik bisa memahami bagaimana Agama dan kebudayaan Hindu dalam kesehariannya. Peserta didik bisa menyaksikan lebih dekat upacara keagamaan.
Obyek wisata budaya ketiga adalah Pura Ulun Danu Beratan Bedugul, salahsatu situs religi yang memesona di Pulau Bali yaitu pura umum tempat persembahyangan umat Hindu dari lintas daerah, golongan, dan profesi. Fungsi Pura Ulun Danu sebagai tempat pemujaan diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan/pelinggih. Di antara pelinggih tersebut, terdapat dua bangunan – yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau. Posisi yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan di danau-danau lainnya di Bali. Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang tinggi.
Obyek wisata terakhir adalah candi gunung kawi. Kompleks Candi Gunung Kawi merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang cukup monumental di Bali dan merupakan salah satu bangunan suci masa Bali Kuno yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan. Keberadaan bangunan suci di DAS Pakerisan pernah disebutkan di dalam prasasti, di antaranya adalah Prasasti Batuan yang berangka tahun 944 Saka (1022 Masehi) dan Prasasti Tengkulak A yang berangka tahun 945 Saka (1023 Masehi) yang keduanya dikeluarkan oleh Raja Marakata. Situs Gunung Kawi berfungsi sebagai media pemujaan terhadap roh leluhur dan sebagai tempat meditasi dan pendidikan agama. Tampaknya pemilihan lokasi DAS dan pemanfaatan lingkungan menjadi salah satu pertimbangan oleh leluhur pada masa lalu dalam pembangunan tempat suci. Dengan demikian Situs Gunung Kawi mencerminkan kearifan lokal dibidang religius magis, pendidikan, dan lingkungan.
Melalui pembelajaran wisata edukasi ke Pulau Bali peserta didik SMA Negeri 1 Wanasari khusunya Kelas XI mampu memahami secara mendalam materi Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu di Indonesia, dapat meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun informasi untuk menyelesaikan permasalahan pada materi tersebut, peserta didik merasa tertarik dan senang untuk mempelajari perkembangan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia.
Tulisan Lainnya
Kegiatan Penilaian Prestasi Kinerja Kepala Sekolah 2022 SMAN 1 Wanasari
Telah dilaksanakan kegiatan PKKS (Penilaian Kinerja Kepala Sekolah) pada hari Rabu, 16 November 2022 di SMAN 1 Wanasari. PPKKS (Penilaian Prestasi Kinerja Kepala Sekolah) meru
PPDB SMA NEGERI 1 WANASARI TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Penerimaan Peserta Didik Baru SMA Negeri 1 Wanasari Tahun 2022/2023
PENGUMUMAN (SKHUN)
Kepada seluruh siswa Alumni SMA Negeri 1 Wanasari yang belum mengambil Dokumen Kelulusan (Ijazah, SKHUN, dll) di semua tahun pelajaran bisa segera mengambil di Ruang TU Sekolah mulai se